Sentuhan Kemanusiaan dari Kasat Narkoba Polres Gowa
By Admin
Makassar-Bicara tentang sel tahanan, seringkali yang terlintas adalah gambaran keras, dingin, dan penuh batasan. Namun, pada Jumat (03/10/2025) lalu, sebuah pemandangan yang menghangatkan hati terlihat di ruang tahanan Satresnarkoba Polres Gowa.
Bukan sidik jari atau interogasi ketat, melainkan obrolan santai, tawa kecil, dan sepotong roti yang dibagikan. Inilah kisah Iptu Firman, S.H., M.H., Kasat Narkoba Polres Gowa, yang memilih untuk melihat para tahanan bukan hanya sebagai 'tersangka', tetapi sebagai manusia.
Lebih dari Sekedar Pengawasan
Melalui sebuah status WhatsApp yang kemudian menarik perhatian, Iptu Firman bersama anggota Satresnarkoba tampak berbaur di antara sekitar 45 tahanan. Mereka duduk sejajar di lantai, mendengarkan keluh kesah, berbagi canda, dan menikmati roti sederhana. Momen ini jauh dari kesan formal dan kaku, justru memancarkan kehangatan dan empati yang tak terduga dalam lingkungan penegakan hukum.
Iptu Firman menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah rutinitas. Namun, lebih dari sekadar memantau kondisi fisik, tujuan utamanya adalah mendekatkan diri. "Bagaimanapun, mereka juga manusia yang perlu diperhatikan dan pastinya memiliki keluarga. Saat ini, mereka hanya sedang menghadapi masalah hukum dan dalam proses hukum," tegasnya. Sebuah pengingat penting bahwa di balik status hukum, ada individu dengan cerita dan perasaan.
Mendengar, Memotivasi, dan Berbagi Harapan, Mendengarkan "uneg-uneg" para tahanan menjadi bagian integral dari kunjungan ini. Bukan sekadar formalitas, melainkan ruang bagi mereka untuk merasa didengar, untuk menyuarakan apa yang mereka rasakan selama berada dalam pengawasan Polres Gowa sebelum diserahkan ke Kejaksaan.
Selain itu, Iptu Firman juga memberikan pesan spiritual dan motivasi yang mendalam. "Selalu ingat Allah SWT, bersabar, dan tidak terlalu stres menghadapi proses hukum yang sedang dijalani," ujarnya. Ia mendorong mereka untuk melihat setiap kejadian sebagai pelajaran, sebagai bekal untuk menjadi pribadi yang lebih baik setelah keluar nanti.
Rutinitas yang Menumbuhkan Kemanusiaan. Ini bukanlah kegiatan insidental. Setiap usai Shalat Jumat, Iptu Firman rutin mengecek kondisi tahanan di ruang Sat Tahti Polres Gowa. Ia memastikan tidak ada tahanan yang sakit atau stres, sekaligus memberikan hiburan dan motivasi secara konsisten.
"Ambil hikmah di balik semua kejadian ini, jadikan pelajaran agar lebih baik setelah keluar dari penjara," pesannya, merangkum esensi dari pendekatannya yang humanis. Ini adalah sebuah pendekatan yang berusaha menanamkan harapan, bahkan di tempat yang seringkali disebut "akhir dari segalanya."
Kisah dari Polres Gowa ini adalah pengingat kuat bahwa kemanusiaan bisa dan harus hadir di setiap lapisan masyarakat, termasuk dalam penegakan hukum. Iptu Firman dan timnya menunjukkan bahwa empati, komunikasi, dan motivasi bisa menjadi jembatan menuju perubahan positif, bahkan bagi mereka yang sedang terjerat masalah hukum. Semoga inisiatif seperti ini dapat terus menginspirasi, bahwa di balik jeruji besi, harapan untuk menjadi lebih baik itu selalu ada.
*Hd